Berita Program PKSA Terbaru

Perlindungan Anak Pasca Meletusnya Gunung Sinabung

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on Selasa, 21 September 2010 , under | komentar (0)



Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo Sumatera Utara, merupakan salah salah satu gunung penghasil air yang banyak dan strategis, gunung ini di kelilingi oleh hutan. Namun karena daerah kaki gunung sinabung sangat subur, maka para petani terus merambah hutan yang ada di kaki gunung tersebut. Telah dinyatakan tidak adanya lagi aktivitas Gunung Sinabung sekitar empat ratus tahun silam “ Data: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (KPVMB)”, namun kenyataan berkata lain, pada tanggal 27 Agustus 2010 gunung Sinabung menyemburkan lahar panas dan asap yang membungbung tinggi. Kejadian ini menimbulkan kepanikan di masyarakat terutama anak-anak.

Menyikapi kejadian tersebut Direktorat Pelayanan Sosial Anak mengrimkan Tim TRC kelokasi bencana, untuk sesegara mungkin memberikan pelayanan terhadap anak-anak yang menjadi korban bencana gunung meletus.

Pada hari pertama Tim TRC Pelayanan Sosial Anak melakukan konsolidasi Program Perlindungan Anak, melakukan koordinasi dengan Tim TRC Dinas Propinsi Sumatera Utara maupun TRC Kabupaten Karo melakukan peninjauan ke pos-pos penampungan yang disebut dengan Jambur. Menurut data awal yang diperoleh dari Penanggung Jawab Tagana di Jambur Serbaguna Advensius Girsang, ada sekitar 15.000 jiwa menempati pos-pos pengungsian yang tersebar di 10 titik, sedang posko utama di pendopo Kantor Bupati Karo.

Namun pada hari Jumat tanggal 29 Agustus 2010 pukul 04..00 WIB terjadi semburan dari gunung Sinabung, suara gemuruh terasa hingga radius 8 kulometer dan menghasilkan semburan abu mencapai ketinggian 3000 meter, sedang sebelumnya hanya mencapai 2000 meter. Surono, Kepala Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (KPVMB) mengatakan,. Warga segera dievakuasi ke pos-pos penampungan sesegera mungkin untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Akibatnya pos-pos yang tersedia tidak mencukupi lagi untuk menampung para pengungsi, sehingga Pos/Jambur bertambah menjadi 21 lokasi, diperkirakan jumlah pengungsi mencapai angka 21.141 jiwa dan kurang lebih 5000 orang anak menjadi pengungsi

Adapun Nama Jambur/Posko pengungsian antara lain Jambur Lige, Jambur Adil Makmur, Jambur Tuah Lopati, Jambur Sepakata, Jambur Dalihan Natolu, Klasis Kaban Jahe/Depag, Jambur Pulungan, Paroki Jalan Iran, Gedung KKR Simpang Katepul, Gedung KNPI/Serbaguna, GKII Gg. Brahmana, Stadion Samura, Pengepkepen (Tat Twam Si), GBKP Zetrum, Masjid Agung, Losd Pekan Buah Tiga Binanga, Losd Desa Perbesi, Jamburta Ras Berastagi, Jambur Desa Tongkoh, Losd Tanjung Pulo, Losd Tanjung Belang, Losd Singgamanik, Losd Kuta Buluh, Losd Siabang-abang, Losd Desa Muliarayat dan Telagah Kec. Seibing


Hari II Tim melakukan Capacity Building petugas dilapangan.

Direktorat Pelayanan Sosial Anak bekerjasama dengan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) melatih 78 relawan lokal yang terdiri dari mahasiswa, aktivis LSM, pengurus gereja dan beberapa personil Organisasi Sosial. Capacity building ini merupakan upaya untuk memberikan sentuhan terapi psikososial bagi anak-anak pengungsi korban letusan gunung Sinabung di Tanah Karo Sumatera Utara. Kegiatan tersebut dilaksanakan di tiga lokasi antara lain :
a. Posko GPIB yang berada di Kaban Jahe Kabupaten Karo, jumlah anak lebih kurang 75 orang.
b. Pondok Anak Ceria Posko/Jambur Serba Guna yang berada di Kaban Jahe Kabupaten Karo. Jumlah anak kurang lebih 100 orang
c. Jambur Tuahloupati yang terletak di Berastagi Kabupaten Karo dengan jumlah anak kurang lebih 100 orang.

Terapi psikososial dilakukan dengan metode Psychosocial Structure Activity yang menggunakan seni berupa cerita tanpa suara, gerakan/aktivitas, musik, pengulangan/ritual serta permainan kerja sama. Anak di pengungsian diarahkan untuk menekan rasa takut, cemas, dan perasaan tidak menentu lainnya yang sebenarnya merupakan sumber stress maupun depresi. Di tempat penampungan, anak berbaur dengan korban lainnya dari berbagai tempat. Mereka didorong untuk saling mengenal satu sama lain dan menanamkan perasaan senasib sesama pengungsi.

3. Hari ke III Tim melakukan upaya tindak lanjut program oleh dinas sosial daerah.

Tim melakukan upaya penanganan tindak lanjut program yang telah berjalan kepada Tim TRC Propinsi dan Kabupaten Kota. Mengadakan rapat di Jambur Serbaguna, membahas tentang tindak lanjut program. Hal ini dilakukan karena keceriaan anak tetap harus dilakukan agar mereka tidak trauma dan melupakan kejadian/musibah yang menimpa keluarga dan dirinya. Program ini juga harus dilakukan ditempat pengungsian yang lain sehingga semua anak-anak korban bencana dapat dijangkau. Daerah harus bertanggung jawab untuk melanjutkan program yang telah dilakukan.

4. Hari ke IV Tim melakukan persiapan kedatangan Presiden dan Menteri Sosial

Kedatangan presiden dan Menteri Sosial juga menjadi salah satu terapi yang baik bagi para pengungsi korban meletusnya gunung sinabung. Issue kedatangan Presiden dan Menteri Sosial dapat mendatangkan agin segar bagi para pengungsi, karena mereka merasa dihargai dan diperhatikan. Oleh karena itu momen ini dimanfaatkan oleh tim pelayanan sosial anak. Mengkoordinir tim yang ada dilapangan agar mengarahkan para pengungsi, supaya pengunsi yang ada di jambur-jambur dapat melihat dan mendengar sambutan dari Presiden maupun Menteri Sosial.

Sebelum Presiden dan Menteri Sosial sampai di posko utama pendopo, anak-anak maupun orang tua telah berkumpul. Namun situasi hujan yang deras menyambut kedatangan orang nomor satu di Indonesia rombongan. Situasi itupun tidak diperdulikan oleh mereka. Ketika Presiden dan Menteri Sosial tiba mereka menyambut dengan meriah ditengah hujan yang mengguyur deras.

Harapan kedepan, biarkanlah alam menunjukkan kemurkaannya tetapi anak-anak koraban alam ini tidak mengalami trauma yang mendalam. Anak-anak harus terus mendapatkan perhatian khusus dari kita semua, pemerintah, pemerhati anak maupun masyarakat itu sendiri, karena anak adalah masa depan bangsa.

Kejadian bencana merupakan pengalaman traumatik yang dapat menyebabkan gangguan mental korban bencana. Adi Fahrudin yang di-transkrip ulang oleh Ahmad Sahidin, berpendapat bahwa tidak semua orang yang menjadi korban bencana akan mengalami traumatik yang berujung pada gangguan mental. Ada yang lambat dan ada yang cepat. Seperti remaja yang putus cinta pertama, ada yang cepat melupakan dan mencari lagi pasangan baru, tetapi ada juga yang trauma sehingga memutuskan untuk tidak menikah. Inilah karakteristik personality tiap manusia. Masing-masing mempunyai karakteristik berbeda karena penyebabnya berbeda, walaupun ada unsur-unsur yang sama. Aspek emosi, afeksi, dan kognisi serta perilaku korban-korban pun berbeda. Dari ketiganya itu akan berbeda bila dilihat dari kasus atau jenis bencana yang menimpa.

Biasanya, dalam beberapa pekan, orang sangat ingin mendapatkan informasi atau kejelasan mengenai anggota keluarga, ingin cepat tahu bagaimana kondisinya dan berharap masih bisa diselamatkan. Ini juga bisa disebut trauma, suatu kondisi kejiwaan yang sangat membekas. Sedangkan, post traumatic adalah kejadian yang sangat membekas dan memiliki sisa. Pengalaman sisa yang membayanginya itu mempengaruhi residu. Selanjutnya, residu itu memengaruhi emosi (afeksi) dan kognisi disertai dengan tingkah laku yang berbeda.


Oleh : (Bisner H. Malau, A.KS)

Dirjen Yanrehsos Mengunjungi Penerima Manfaat PKSA

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on Rabu, 08 September 2010 , under | komentar (0)



Setelah membuka dengan resmi kegiatan Bimbingan dan Pemantapan Pekerja Sosial  Dalam Pengasuhan Alternatif/PKSA dan Pengelola Program Kesejahteraan Sosial Anak ( PKSA ) yang berlangsung di Bandung,  Dirjen Yanrehsos Makmur Sunusi Ph.D. turun langsung ke lapangan menemui para penerima manfaat yang terdiri dari anak-anak jalanan dan orangtuanya di daerah Citepus Pasteur, Bandung. Setelah menyusuri  jalanan yang sempit dan agak kumuh, Dirjen Yanrehsos yang disertai Harry Hikmat dan Rachmat Koesnadi  serta Sakti peksos, tiba di salah satu rumah penerima manfaat.


Pada kesempatan itu, Makmur Sunusi memberikan pengarahan kepada orangtua yang hadir untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya  bantuan PKSA dari pemerintah tersebut untuk kepentingan masa depan anak-anak mereka dengan menarik anak-anaknya dari jalanan, kembali ke sekolah dan kembali ke rumah atau komunitasnya. Dijelaskannya pula bahwa jalanan bukan tempat yang baik untuk anak, karena rawan akan tindakan eksploitasi baik seksual maupun tindak kekerasan terhadap anak, ditambah lagi resiko kecelakaan tertabrak kendaraan.
Para orangtua,  dalam dialog tersebut, berjanji  tidak akan menyuruh anaknya ke jalanan lagi dan akan bersungguh-sungguh  memanfaatkan tabungan anaknya untuk kepentingan si anak dengan dibantu oleh para Sakti Peksos yang mendampingi mereka. Harapan mereka adalah anak-anaknya kelak bisa sukses dan berhasil serta tidak hidup susah seperti orangtuanya.

Profil Penerima Manfaat Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA)

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on , under | komentar (0)



Keluarga L yang tinggal di sekitar Citepus Kel. Pajajaran Bandung, selain bekerja sebagai buruh serabutan, juga mencari nafkah  dengan berjualan cimol goreng. Istrinya, R, hanya ibu rumah tangga biasa. Mereka dikarunia 2 anak yang berusia  14 tahun  dan 9 tahun . 

Sebagai penerima manfaat buku tabungan Kesejahteraan Sosial Anak, keluarga ini sangat terbantu dalam menyelesaikan masalah pendidikan untuk anak-anaknya. Terutama E yang harus berhenti sekolah saat kelas 1 SMP. Keterbatasan biaya untuk membeli peralatan, pungutan sekolah serta membuatnya tutun ke jalan untuk mengamen. E  harus membantu ayahnya berjualan cimol di pinggir jalan untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Saat ini, Sakti Peksos sedang mengupayakan agar Eka bisa kembali ke sekolah semester depan dan mengisi waktu senggangnya dengan hal-hal yang bermanfaat.   Adapun adiknya, D, mulai meninggalkan jalanan setelah menerima tabungan.

Tanggapan keluarga itu, dengan adanya tabungan pendidikan untuk anak-anak mereka, sangat berterima kasih sekali. Karena beban untuk kepentingan pendidikan anak-anaknya sudah tertanggulangi. Baju seragam  dan alat-alat sekolah bukan masalah lagi bagi dirinya, dan anak-anaknya mulai timbul rasa percaya dirinya Baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya.Bapak L berharap, program ini akan terus berjalan agar anak-anaknya kelak mempunyai cukup bekal pendidikan yang layak untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Menteri Sosial Sahur Bersama dengan 500 Anak Jalanan

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on , under | komentar (0)



Carrefour Cempaka Putih, jakarta 8 September 2010, pukul 03.00 WIB Menteri Sosial RI DR. Salim Segaff Al Jufri, MA bersilaturahmi dan sahur bersama dengan 500 anak jalanan 

Turut hadir dalam acara sahur bareng itu, Dirjen Yanrehsos Makmur Sunusi Ph.D, Direktur Pelayanan Sosial Anak Dr. Ir. Harry Hikmat dan stafnya, perwakilan dari PT Carefour, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, Anak-anak Binaan rumah singgah wilayah DKI Jakarta beserta Ketua yayasan, dan para Sakti Peksos yang jadi pendamping anak-anak jalanan.
Adapun tujuan diadakannya sahur bersama ini adalah untuk menjalin tali silaturahmi dan berbagi untuk anak-anak kurang beruntung itu, dengan didukung oleh pihak Pemerintah, swasta dan Lembaga sosial kemanusiaan.
Acara yang dipandu oleh Kak Heni dan Kak Seto mampu membawa suasana semakin semarak, apalagi dengan terjalinnya tanya jawab antara anak-anak dengan Menteri Sosial. Inti dari semua pertanyaan yang dilontarkan oleh beberapa anak, bertumpu kepada bagaimana agar si anak bisa kembali ke sekolah dan keluarganya. Karena, menurut Menteri Sosial agar seseorang bisa berubah menjadi pintar dan punya kehidupan yang baik adalah dengan belajar. Dan bagi para orang tua yang menyuruh anaknya ke jalan, harus diberi pemahaman disertai jalan keluar agar kesulitan ekonomi yang dihadapi bisa terpecahkan dengan memanfaatkan program-program pemberdayaan ekonomi keluarga.
Menjelang makan sahur, Menteri Sosial turut bergabung bersama anak-anak untuk sahur bersama, kemudian langsung dilaksanakan Shalat Subuh berjamaah.

Oleh : Ai Riana, AKS

Balita Terlantar Menjadi Anak Negara

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on Selasa, 07 September 2010 , under | komentar (0)



Meningkatnya jumlah balita terlantar merupakan kegagalan orang tua dalam memberikan pola pengasuhan terhadap anak," demikian dikatakan Direktur Pelayanan Sosial Anak, Harry Hikmat, pada kegiatan Bimtap untuk pekerja Sosial di Batam (28/7) 2010.

Balita terlantar tentunya akan  menjadi anak negara, diasuh di panti–panti sosial dan akan tetap berada di bawah pengawasan pemerintah, kalau tidak ditangani secara cepat akan ada oknum – oknum tertentu yang akan memanfaatkan situasi tersebut, Ini menjadi hal yang ironis dan memprihatinkan, seyogyanya ada kesadaran dari semua pihak baik aparat pemerintah maupun  masyarakat betapa pentingnya memperhatikan hak-hak anak untuk dapat hidup, tumbuh kembang, mendapatkan perlindungan dan berpartisipasi," tuturnya.

“Informasi tentang situasi anak-anak tersebut menunjukkan bahwa anak-anak akan mengalami resiko kekerasan, eksploitasi, penelantaran, diskriminasi dan situasi buruk lainnya, sehingga  menjadikan generasi yang tidak punya masa depan (lost generation) faktor ekonomi sering menjadi alasan, sehingga balita rentan menjadi korban trafficking, ditambah banyaknya TKW hamil diluar nikah dan memiliki anak,” ungkap Harry. 
 
Tingginya jumlah anak balita yang belum terjangkau oleh sistem pelayanan sosial anak, kata Harry karena “terbatasnya cakupan program untuk menjangkau anak-anak dari keluarga miskin yang jumlahnya besar, belum optimalnya kerjasama antara lembaga-lembaga, maka diperlukan program yang terencana, terpadu, dan berkelanjutan yang mampu menjangkau sasaran dengan lebih adil dan merata melalui Program Kesejahteran Sosial Anak Balita (PKSAB).”

“Kementerian Sosial telah menindaklanjuti untuk merumuskan Rencana Strategis Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak 2010-2014 dan menjadi acuan utama ditetapkannya Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA), program PKSAB akan terus disosialisasikan agar masyarakat bisa lebih mengetahui program nasional pemerintah,” lanjutnya.

Salah satu upaya pemerintah untuk merespon keragaman kebutuhan esensial anak secara individual, sehingga hak dasar anak yakni hak hidup, tumbuh kembang, pengasuhan dan perlindungan, serta hak partisipasi dapat dipenuhi, dan masalah-masalah sosial anak dapat diatasi secara signifikan melalui PKSAB, tuturnya.  
 
“Adanya sakti peksos untuk program kesejahteraan anak bisa memberikan satu pelayanan yang baik bagi kelangsungan anak yang ditangani, membantu penerapan metode, teknik dan keterampilan sosial yang dilaksanakan di lembaga kesejahteraan sosial anak, dengan pelayanan dan pendampingan yang baik bisa memberikan sasaran program PKSA yang lebih terarah,” terang Harry.
Bimtap Sakti Peksos, dihadiri 60 peserta dari 5 Propinsi (Propinsi Sematera Selatan, Jawa Barat, Babel, DKI Jakarta, dan Banten).***(Tira/C-9)
 




Pekerja Sosial

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on Senin, 06 September 2010 , under | komentar (0)


Kontak Sekretariat

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on , under | komentar (0)



Kontak Sekretariat:

Gedung Kementerian Sosial RI
Jln. Salemba Raya No.28

Contact Person


Dewi Kartika, S.ST = 081380438888
Ai. Riana, AKS = 081312868255
Bisner Malau, AKS = 081394234883



Email = sekretariat.pksa@gmail.com
Website = http://program-pksa.blogspot.com/

Kasus Anak

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on , under | komentar (0)



Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak Kasus Anak

Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on , under | komentar (0)



Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

Data Anak Program PKSA

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on , under | komentar (0)



Data Anak Program PKSA Data Anak Program PKSA Data Anak Program PKSA Data Anak Program PKSA Data Anak Program PKSA Data Anak Program PKSA Data Anak Program PKSA Data Anak Program PKSA Data Anak Program PKSA Data Anak Program PKSA

Pelatihan Pekerja Sosial Bagi Pendamping Anak Jalanan & Terlantar

Posted by Program Kesejahteraan Sosial Anak on Minggu, 05 September 2010 , under | komentar (0)



DAFTAR SAKTI PEKSOS 
  KLUSTER ANAK TERLANTAR (AT) & ANAK JALANAN (AJ)



No NAMA LKSA / PENEMPATAN   
DKI JAKARTA
1 Aditya Tri Nata, S.ST Yayasan Bhakti Nurul Iman, jakarta selatan
2 Ajie Nugraha, S.ST Yayasan Al Mustadh'affin, Jakarta Timur
3 Anastasia Grewia A, S.ST Yayasan Nuur Sahabat  Jakarta Timur
4 Angelya Fendrawati, S.ST Rumah Singgah Al Abror, Jakarta Barat
5 Aria Seta, S.Sos Yayasan Nanda Dian Nusantara  Jakarta Timur
6 Deni Indrawan, S.Sos Yayasan Uswatun Hasanah Jakarta Barat
7 Embriana Rossy Pratiwi, S.ST Yayasan Kesuma, Jakarta Pusat
8 Havindra Vidhi Priatama, S.Sos Rumah Singgah Sekar, Jakarta Utara
9 Hilma Amrullah, S.Sos Yayasan Karya Putra Indonesia Mandiri, Jak-Pus
10 Ida Daryanti, S.Sos Yayasan Kesuma, Jakarta Pusat
11 Melda Nofera, A.KS Yayasan Nanda Dian Nusantara   Jakarta Timur
12 Muhammad Hafidzudin, S.Sos.I Yayasan Kurnia, Jakarta Utara
13 Mursalih, S.Sos.I Yayasan An Nur Muhiyam, Jakarta Selatan
14 Naomi Anastasia, S.Sos Yayasan Cinta Anak Bangsa  Jakarta Barat
15 R.R. Sri Indah Lestari, S.Sos Yayasan Kenari, Jakarta Utara
16 RR. Zulia K, S.Sos Yayasan Bina Anak Pertiwi  Jakarta Selatan
17 Sarita Setianingsih, S.Sos Yayasan Sahabat Anak  Jakarta Pusat
18 Subektiono, S.Sos Yayasan Sih Pakarti Jakarta Pusat
19 Taufiq Hidayat, S.ST Rumah Singgah Nurul Iman, Jakarta Barat
20 Winda Wulansari, S.Sos.I Yayasan Balarenik  Jakarta Timur
21 Acep Dede W P, S.ST Yayasan Himmata, Jakarta Utara
22 Deni Sehabudin, S.ST Yayasan Setia Kawan Mandiri , Jakarta Timur
23 Dian Mardiana, S.ST Yayasan Pelita, Jakarta Pusat
24 Dwi Ratih Kiaraningsih, S.ST Rumah Singgah Al Mukhlis   Jakarta Barat
25 Wiwin Suryaningrum, S.Sos SWARA Sakinah Mawadah Warohmah Jatinegara
26 Eny Sumiaty, S.ST PA Muslimin, Jakarta Pusat
27 Leviana Kusumaningrum, S.ST PA.Al-Khoiron
28 Nani Kurnia, S.ST PA.Taqwa Shobirin
29 Novita Dewi, S.ST Yayasan Bina Anak Pertiwi  Jakarta Selatan
30 Wulandari Indah K, S.Sos Yayasan Taruna Melati Rumah SWARA, Jakarta Timur
31 Fathiah Nur Afiati, S.ST Sanggar Kartini  Jakarta Utara
32 Raden Rosida, S.ST Yayasan Pengembangan Ternak BINUS, Jakarta Barat
33 Risna Komalasari, S.ST Yayasan Uswatun Hasanah Jakarta Barat
34 Rohanna Manurung, S.ST Rumah Singgah Sekar, Jakarta Utara
35 Sandi Pradeka Rahmat, S.ST Yayasan Akur Kurnia, Jakarta Timur

JAWA BARAT
36 Nina Triana, S.ST Yayasan Bahtera, Bandung 
37 Raita Kurnia Dewi, S.ST Yayasan Bayi Sehat Bandung
38 Nur Irza, S.ST Dinas Sosial Kota Bandung
39 Opi Supriyati, S.ST Dinas Sosial Kota Bandung
40 Rakhmat Diana, S.ST Yayasan Usaha Mulia (YUM), Cianjur 
41 Ratna Triani, S.Sos Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok 
42 Resty Noviyanti, S.ST Yayasan Bahtera, Bandung 
43 Rilly Anggadita I, S.ST Yayasan IABRI, Bandung 
44 Rissa Yuliantie, S.Sos Yayasan Usaha Mulia (YUM), Cianjur 
45 Siti Fatimah, A.KS Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi & Sosial Kota Cirebon
46 Siti Habibah, S.Sos.I Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok
47 Suharyo, S.Sos Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi $ Sosial Kota Cirebon
48 Taufik Syaeful R, S.Sos Yayasan Kesuma, Bandung 
49 Teppy Trimadewi, S.Sos Yayasan Bayi Sehat Bandung
50 Ellyawati, S.ST Forum Komunikasi Panti Sosial Kota Bandung
51 Elin Herlina, S.Sos Yayasan Ar Risalah Al Ummah (KPJ) Bulungan
52 Yayu Ratna Wulan, S.ST Yayasan IABRI, Bandung
53 Agustine Hirawati, S.Sos Yayasan Usaha Mulia (YUM), Cianjur
54 Aprillia Puspitasari, S.ST Yayasan Kesuma, Bandung 
55 Arief Romadhoni, S.Sos Yayasan Bahtera, Bandung 
56 Arry Gariyaldi Gunawan, S.Sos Forum Komunikasi Panti Sosial Kota Bandung
57 Budi Surya Hadi Pratama, S.ST Yayasan Kesuma, Bandung
58 Diantika Feby HR, S.ST Forum Komunikasi Panti Sosial Kota Bandung 
59 Dili Faturochman, S.ST Yayasan Bayi Sehat, Bandung
60 Andayani, S.ST Yayasan Bayi Sehat, Bandung 
61 Hilmawati Zakiyah S, S.ST Yayasan IABRI  Bandung
62 Irma Dwiandari , S.Sos Yayasan Usaha Mulia (YUM), Cianjur 
63 Johan Fredi Pakpahan, S.Sos Yayasan IABRI, Bandung
64 Meixxi Eni Soma Tamba, S.Sos Yayasan Bina Insan Mandiri Depok
65 Mia Sri Lestari, S.Sos Forum Komunikasi Panti Sosial Kota Bandung
66 Moh. Fathul Amri, S.Sos Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi & Sosial Kota Cirebon
D.I.Y
67 Sriyuni Shobiyati, S.Sos.I Rumah Singgah Anak Mandiri Yogyakarta
68 Bambang Sukamto, S.Sos.I Rumah Singgah Anak Mandiri Yogyakarta
69 Irwan Fauzi, S.Sos Rumah Singgah Dan Belajar Diponegoro Yogyakarta
70 Novvie Puspitasari, S.ST Rumah Singgah & Belajar Diponegoro Yogyakarta
SULAWESI SELATAN
71 Andi Pajeria Dwi N, S.Sos Lembaga Pendidikan An Nur Makassar
72 Ardiansyah, S.Sos Yayasan Bina Anak Mandiri Indonesia Makassar 
73 Ida Yanti, S.Sos Lembaga Pendidikan An Nur Makassar
74 Mario, S.Sos Yayasan KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) Makassar
75 Muhammad Aras, S.Sos Yayasan Bina Anak Mandiri Indonesia Makassar Sulsel
76 Niswati, S.Sos Yayasan Pabbata Ummi (YAPTA-U) Makassar
77 Sri Handayani, S.Sos Yayasan Bina Anak Mandiri Indonesia Makassar Sulsel
78 Syahara Dewi, S.Sos Yayasan Pabbata Ummi (YAPTA-U) Makassar
79 Zaenal Hatib, S.Sos Yayasan KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan)   Makassar
LAMPUNG
80 Fani Hertianti, S.ST Yayasan Al Khoriah,  Lampung
81 Novi Nuraini, S.Sos Yayasan Al Achyar Lampung